Minggu, 19 Mei 2013

Seperti Malam Malam yang Lalu

Ini malam kan? Masih sama dengan malam sebelumnya, aku duduk menikmati secangkir cairan ber-kafein hangat di tanganku, sambil menatap langit malam. Ya, langit yang sama, yang mungkin juga kau pandangi malam ini. Dan benar dugaanku, aku menatap layar handphone terdapat 1 pesan disana, darimu.

"Aku sdg menatap langit, lucu ya?"

Aku terheran, terkekeh di sela sepoi angin. Tuhan memang sedang menggoda hambanya, bagaimana bisa, kita menatap langit yang sama, di malam yang sama, dan dalam waktu yang sama pula?
Aku terdiam, menyadari bahwa ini kenyataan yang justru menghempasku semakin dalam, menarikku kembali untuk merasakan pedih di ulu hati. Aku semakin paham, bahwa kedua mataku menangkap gelapnya langit malam, tapi mata dan otakku tidak ber-kohesi dengan baik, justru yang terpikir sekarang adalah sosokmu yang entah sedang berada dimana. Aku hanya bisa mendekap cangkir ini lebih dalam ke pelukanku, Tuhan.. Aku membutuhkannya sekarang. Beri kesempatan hambamu ini untuk mendapat balasan perasaan darinya..

'Cinta itu tak harus memiliki' Persetan dengan ungkapan itu. Haha bagiku itu hanya kalimat penghibur untuk seorang yang putus asa. Kalau memang itu benar adanya, biarlah aku diam di sini mejadi pengecut yang mencintaimu dan mengagumimu dalam diam. Aku mencintaimu, aku memberimu perasaan meskipun kadang tak terbalaskan, tapi bagaimana aku bisa memberimu seluruh perasaan dan perhatianku kalau aku bukan milikmu? Jadi dengar, aku masih memperjuangkanmu, meski untuk sementara perasaan ini belum tebalaskan.

Aku kembali menatap langit, taukah kamu? Banyak hal di luar sana yang membuatku ingin berhenti, menjauhimu, menganggapmu menjadi 'seorang yang biasa' untukku. Tapi ketika aku memikirkan hal tersebut, aku selalu mempunyai 1000 alasan kembali padamu. Inikah caramu menyiksaku? Mengurungku dalam perasaan seperti ini? Mengombang ambingkan perasaanku? Kapan kamu membuat semua ini menjadi 'JELAS'? Bukankah sudah ada perasaan suka yang terlontar dari bibirku? Apa itu belum cukup meyakinkanmu? Hey! Aku perempuan! Aku punya ambang batas untuk melangkah...

Yaampun...Kenapa harus ada penyelesaian yang rumit hanya untuk perasaan tulus seperti ini... Beri aku lebih lampu hijau untuk mendekatimu, jangan kau buat jarak semu yang sangat panjang diantara kita, ijinkan aku memberimu perasaan ini, dan ijinkan aku untuk menerima perasaanmu. Kumohon.... hanya sesederhana itu saja... Aku ingin menjadi dua kepak sayapmu ketika kamu terjatuh, bukan hanya menjadi penghias di hidupmu saja. Anggap aku disisimu, beri aku tempat di sana... Aku lelah menunggu, aku lelah menangis... Aku lelah...

Perlahan cangkir ini mulai mendingin, gesekan ranting pun mulai membisu seiring perginya angin. Aku berdiri, memaku, bersiap untuk berbalik, memejamkan mata mungkin ini yang aku butuhkan. Tapi sedetik kemudian aku kembali menatap langit. Kulihat sebuah bintang bersinar jauh di atas sana, tunggal seorang diri, namun redup. Ya, seperti malam biasanya, bintang itu selalu menemaniku, aku tersenyum sebelum kembali ke kamar, tersenyum menghadapi kenyataan ini.

Memang malam yang sama, waktu yang sama, di bawah langit yang sama, namun dalam perasaan yang berbeda... Dan kuharap suatu malam nanti akan ada malam dimana kita menatap langit yang sama, waktu yang sama, dan..... dalam keadaan saling mencintai :)

Thanks,


Little Phoe