Minggu, 22 Januari 2012

Permen lemon


Aku yang mengagumimu,aku yang mendambakanmu,aku yang bahagia karenamu.

Kalau teringat dulu saat cinta yang sederhana itu datang,aku merasa aku bisa tersenyum-senyum sendiri mengingatnya.Dia lelaki flamboyan idaman para hawa di SMA saat itu,bukannya sok suci jujur aku sangat mengidolakannya.Di dekatnya adalah hal luar biasa yang aku takuti,tak terbayang bagaimana diriku salah tingkah di depannya. Setiap langkah kakinya nyaris tak terlewatkan dari sudut mataku.Aku mengamatinya,dari jauh tentunya.Mengharapkannya dalam khayalku.

Pagi yang cerah matahari menyembul dari persembunyiannya.Kulangkahkan kaki mantap untuk melihat pangeranku hari ini.Bel masuk berdenting,tak kutemui batang hidung sang pujaanku itu(dan kaum hawa di SMA ini).Tak bisa kututupi rasa kecewaku ini,hingga tak kusadari sapaan halus meluncur dari bangku kosong di sampingku.

"Kursi ini kosong kan?Aku telat,jadi ga dapet tempat duduk."Senyum manisnya terlihat kusut.

Astaga!Siapa lelaki di sampingku ini?!Apa tadi dia mengajakku bicara?Apa yang dikatakannya tadi?!Tuhan tolong hambamu ini.Pujaanku memandangku keheranan.Aku sadar daritadi aku terus menatapnya.Buru-buru aku buang muka,sambil mengangguk sesaat,menjawab permintaannya meski itu dapat membuatku mati gemetaran duduk di sampingnya.

Selama pelajaran aku sadar beberapa mata menghujamku,melirik iri.Aku melirik pujaanku dan kaget meligat dia tertidur.Dengan spontan aku mengguncang-guncang badannya,kutelan semua rasa canggungku.Aku bersyukur dia terbangun dengan mengerjap-ngerjapkan mata dia menatapku keheranan.Sial!Tatapannya itu membuatku kembali gugup,kutarik tanganku dari tubuhnya.Rupanya kejadian tadi tertangkap mata si guru matematika yang sedang mengajarkan rumus statistika.Guru itu memanggilnya menyuruhnya mengerjakan soal di depan.Aku melirik sekilas soal itu,kebetulan aku sudah mengerjakannya,ku  selipkan jawaban itu di dekat tangannya.Dia hanya melihatku penuh terimakasih.Soal yang keberikan ternyata benar.Dia kembali duduk.


"Thanks.Maaf aku ketiduran."Ucapnya penuh penyesalan.
Aku menyodorkan 2 permen lemon agar dia tidak mengantuk.Aku khawatir melihat pujaanku kusut seperti ini.Dia menatapku,lalu tersenyum menerima permen dariku dan kemudian ia makan.


Setelah kejadian itu dia sering mengajakku ngobrol,lama kelamaan dia bercerita tentang kenakalan adik-adiknya,bahkan keluarganya.Aku hanya tertawa mendengar cerita-cerita lucunya.Banyak yang berubah diantara kita,tidak ada lagi jarak yang selama ini aku rasakan.Bukan bearti perasaanku padanya berubah,aku justru semakin mengaguminya.Tidak dapat disangkal,kedekatan kita juga menyulut keirian para gadis-gadis di sekolah.Aku tidak mengambil hati soal itu,selama pria ini ada di dekatku aku merasa kebahagiaan selalu di dekatku.

Sampai suatu saat,hal yang tak pernah kubayangkan terjadi padaku.Seorang gadis cantik,penggemar berat puiaanku datang menghampiriku.Mencaciku,mengancamku agar menjauh dari pujaanku.Aku hanya terdiam.Malu,takut.Semua murid melihat kami berdua,gadis ini menatapku penuh benci.Aku hampir menangis,belum pernah ini terjadi padaku.Gadis cantik di depanku ini mengangkat tangannya,hendak menamparku.Aku menunduk.Ingin rasanya aku ditelan bumi saat itu juga.Hingga akhirnya...

Semua hening,sangat hening.Aku mengangkat wajahku dan dengan kaget melihat pria pujaanku memegang erat tangan gadis itu yang masih terangkat.Dengan geram dia menghempaskan tangan gadis itu.Menarikku.Lalu dengan lantang mengatakan pada semua murid yang melihat kejadian itu.

"Gadis ini milikku!Jangan sesekali berani menyentuhnya!"

Astaga!Apa yang dikatakan pria di depanku ini?!Tuhan aku ingin menangis saat itu juga.Dia menggandengku menjauh dari kerumunan.Disertai decak kagum seluruh murid yang melihat.Aku menangis saat dia menggandengku.Kami berhenti,dia terperangah melihatku menangis.

"Kamu kenapa?Udah ga usah dipikir omongan cewek tadi ya."

Aku menggeleng."Bukan!Bukan itu.Tapi apa maksud kamu bilang 'aku milikmu'?"

"Oh itu!Sebenarnya itu keinginanku sejak lama.Memilikimu tentunya,aku merasa nyaman dengamu sejak kejadian permen lemon itu.Maaf kalau itu membuatmu terganggu.".Dia tertunduk malu.Semburat merah di pipinya bersinar tertmpa cahaya.

"Kenapa kamu ga bilang dari dulu?"Ujarku tak kalah malu.

Saat itu,hingga sekarang kita selalu bersama.Berdua.Beragam cerita kita bentuk bersama,waktu,jarak hanya hambatan kecil untuk hubungan kita.Kisah yang kadang manis,bahkan terkadang semasam permen lemon.


Penuh kasih :)

P. Ningtyas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar