Pagi ini aku menunggu Dimas,dia janji mengantarku membeli kado untuk
Tasya temanku.Seperti biasa pagi ini Sadam datang dengan cerianya.
"Pagi Kenya,mau kemana pagi-pagi gini?"
"Nunggu Dimas,daritadi belum dateng."
"Oh,mau aku temenin nunggu?"Ada senyum kecut di bibir Sadam ketika aku menyebut Dimas.
"Ga usah dam aku mau pergi sendiri aja,kayaknya Dimas lupa sama janjinya.".Keluhku.
"Mau aku anterin?Keliatannya bentar lagi mau hujan.Itu kalo kamu mau dianterin pake sepeda."
"Ga deh ganggu kamu nanti.Haha biasa aja deh aku juga suka naik sepeda kok."
"Ini mendung Kenya bukannya apa-apa,aku takut aku kenapa-napa."
Aku tahu dia tulus menawarkan bantuan,belum pernah sama sekali Dimas memperlakukanku seperti ini.
Setelah
lama aku paksa,Sadam akhirmya mau pergi.Dengan perasaan kesal akan sikap Dimas aku berjalan
keluar.Lebih baik pergi sendiri daripada nunggu Dimas yang bahkan tidak
membalas pesanku.Lagipula jarak rumah toko juga tidak begitu jauh.
Turun
dari ojek,aku berjalan melewati taman kecil.Mataku menangkap sepasang
kekasih sedang bergandengan tangan mesra,hendak masuk mobil.Setelah
mengamati,aku baru sadar kalau pria itu Dimas!Dengan sipa dia
bermesra-mesraan di sini?Bukankah dia janji pergi bersamaku?
Bibirku bergetar,tangisku pecah dan hujan tiba-tiba turun dengan deras.Aku masih menangis menahan perih.Tiba-tiba...
"Kring,kring,kring!"
Astaga kenapa justru suara itu terngiang-ngiang dipikiranku?Aku bisa gila.
"Kenya...?"
Ternyata suara bel itu nyata.Sadam ada di depanku sekarang,memakaikan jaket perasitnya untukku.Dia tertegun melihatku,matanya menatapku nanar.
"Aku udah liat semua,aku khawatir sma kamu,aku ngikutin kamu daritadi.Cowok tadi yang namanya Dimas kan?"
Isakanku semakin kencang.Sadam terlihat sangat khawatir.Dia menarikku ke dalam pelukannya.
"Udah berhenti Ken,ga pantes buat kamu nangisin dia.Cowo brengsek kayak gitu ga pantes kamu tangisin..."
Sadam menatapku lembut
"Ayo kita pulang,aku antar kamu pulang."
Sadam
menggandengku ke sepedanya.Korannya sudah beres diantarnya.Dengan lemas
aku menaiki sepedanya.Tanpa kusadari Sadam melingkarkan tanganku ke
pinggangnya.
"Bentar lagi sampai,kamu sabar aja ya."
Sadam terus mengayuh di tengah derasnya hujan.Aku terenyuh melihat perlakuannya.Kueratkan peganganku
Pagi hari...
Di bawah guyuran hujan,kusandarkan kepalaku di punggunya...
Penuh kasih :)
P.Ningtyas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar