Sabtu, 24 Maret 2012

Kopi,Koran,dan Kamu

Pagi hari.

Aku menyeruput pahitnya kopi pagi ini,tapi pahitnya tak sepahit hatiku saat ini.Dimas,Dimas,dan Dimas!Sering dia mencampakkkanku,kemarin kami bertengkar,dan hingga sekarang pesanku tidak dibalasnya sama sekali.

Aku merebahkan tubuhku sejenak,perlahan mulai menutup mata,toh hari ini hari minggu.Aku mulai kembali ke mimpiku,ketika kudengar suara.

"Kring,kring,kring!"

Aku tersentak kaget.

"Oh sialan si loper koran ternyata!"

Baru beberapa minggu ini aku berlangganan koran pagi,dan berkali-kali suara bel dari loper koran itu merusak pagi indahku,apalagi pagi ini perasaanku benar-benar kacau.Mungkin aku harus sedikit menegurnya.Sambil membawa secangkir kopi di tanganku,aku keluar mengambil koran.Tapi kenapa suara belnya terus dibunyikan?Aku mengingat tanggal berapa sekarang.Hah dasar!Hari ini waktunya aku untuk membayar upahnya pantas dia terus membunyikan belnya.Sebelum aku hendak membuka pintu pagar,tiba-tiba...

Bruk!Aku terjatuh,kurasakan cairan panas di dadaku.Tumpahan kopi sukses mengubah warna baju putihku menjadi cokelat!Aku hendak melontarkan sumpah serapahku,dan terdiam ketika seseorang duduk di hadapanku.

"Maaf mba,maaf tadi sepeda saya jatuh di depan pintu pagar,saya ga tau mba ada di belakang pintu.Maaf mba biar bajunya saya cuci,maaf.".Dia sampai membungkuk kepadaku.

Aku terbungkam,bukan karna kata-katanya.Hanya satu kata dipikiranku sekarang...Tampan!Aku kembali sadar dan secepat kilat masuk ke dalam rumah,mencopot baju lengket ini,semenit kemudian aku membawanya ke teras dimana si loper koran menunggu.

"Cuci disini biar aku bisa ngawasin,pake kran kebun tuh!"
Si loper koran sedikit tersentak,namun dia akhirnya membawa bajuku di bawah kran lalu mencucinya.

"Tapi gajiku tetep dibayar kan?".Ujarnya dengan polos.Aku jawab dengan anggukan kesal.

Hari-hari berikutnya sejak kejadian itu tanpa terasa hubunganku dengan si loper koran semakin dekat.Si loper koran itu bernama Sadam.Dia sopan,terlihat pintar,karna ternyata dia termasuk siswa yang menerima beasiswa sebgai siswa pintar,alasan dia bekerja menjadi loper koran untuk mencukupi hidupnya sebagai anak kos.Meskipun sering aku dibuatnya kesal,namun kehadirannya mampu membuatku melupakan Dimas,agak konyol memang.

Cont : Kopi,Koran,dan Kamu (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar